Kamis, 10 September 2009

BBLR 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH


I. PENDAHULUAN

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut :

1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan badan
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.

Masalah pada neonatus :

biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

Permasalahan pada ibu saat kehamilan :

- Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
- Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
- Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
- Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok dan caffeine















II. PEMBAGIAN BBLR

 Bayi kurang bulan murni (premature)
 Lahir masa gestasi < 37 minggu
 BB sesuai masa gestasi
 Immaturitas system organ

 Bayi kecil Masa Kehamilan (KMK)
- BB tidak sesuai dengan masa gestasi

  ETIOLOGI
a. Berkaitan dengan bayi kurang bulan (premature):
1. Toxamia gravidarum
2. Penyakit sistemik akut pada ibu (pneumonia, pyelonefritis, typus, appendicitis akut)
3. Kehamilan kembar
4. Tidak diketahui penyebab (50 %)

b. Berkaitan dengan KMK, ibu dengan :
1. Hypertensi 
2. Preeklampsi
3. Infeksi
4. DM
5. Malnutrisi
6. Obat-obat

III. PENYAKIT PENYERTA PADA BBLR

Bayi Premature :
  Aspirasi pneumonia
 Perdarahan intraventikuler
 Hiperbilirubinemia
 Gangguan pernafasan idiopathic

Bayi KMK :
 Aspirasi mekonium diikuti dengan pneumothorak
 Hb meningkat akibat hipoksia kronis
 Hipoglikemia






 Asfiksia
 Perdarahan paru massif
 Hipotermi
 Nfeksi

MANIFESTASI KLINIK
a. Bayi Premature
 BB < 2500 gr
 PB < 45 cm
 LD < 30 cm
 LK < 33 cm
 Kepala > badan
 Kulit tipis transparan, lanugo banyak
 Ubun-ubun dan sutura lebar
 Genetalia immature
 Rambut halus, tipis, teranyam
 Elastisitas daun telinga kurang
 Tangis lemah
 Tonus otot leher lemah

b. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
- I = Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering
- II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus
- III = I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat

  MANIFESTASI KLINIK BAYI PREMATURE

 Reflek moro (memeluk) (+), reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna
 Bila lapar, menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari hal ini tidak tampak bayi menderita infeksi / perdarahan intrakarnial
 Nafas belum teratur
 Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak
 Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik

NB : Kulit penis bayi (berkeriput) ada ruggae (> hitam dari kulit lain) untuk  
  mengatur system termoregulasi.






IV. PENATALAKSANAAN BAYI BBLR

1. Pengaturan Suhu
 Pertahankan dalam suhu 36,5 – 37 ºC
 Luas permukaan tubuh > BB  Peningkatan kehilangan cairan & panas tubuh melalui kulit
 Tipisnya lemak coklat (Brown Fat) ke-2 scapula
 Lemak subcutas tipis
 Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator, menunda memandikan bayi & gunakan metode kanguru

  2. Nutirsi
 reflek menghisap dan menelan negatif
 Kapasitas lambung sedikit & enzim pencernaan (lipase) kurang
 Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit  60 cc / Kg BB/ hari pada hari I, dinaikkan setiap hari sampai 200 cc / Kg BB sehari pada 
  minggu ke II
 Cadangan glikogen dalam hati sangat sedikit Hipoglikemia
 Perhatikan cara memberikan ASI/PASI dengan benar!!
 Lakukan pijat bayi !!

  3. Bayi BBLR mudah terkena infeksi : Oleh sebab itu :
 Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksi
 Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
 Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas (gunakan masker)

4. Bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :
 Cegah terjadi kedinginan dan infeksi
 Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkin
 Bila terjadi sesak lakukan :
- Bersihkan jalan nafas
- Jaga suhu tubuh bayi
  Berikan oksigen jika tampak tanda-tanda cyanosis
 













ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. PENGKAJIAN
  * Keadaan Umum :
  Tingkat kesadaran/keaktifan bayi
 BB < 2500 gr
 PB < 45 cm
 LK < 33 cm
 LD < 30 cm
 TD : 80/46 mmHg
 Nadi : 120-160 x/menit
 Pernafasan : 40 –60 x / menit
 Suhu : 36,5-37 °C
 Posture cenderung ekstensi
Catatan :
Untuk bayi normal : 
 PB : 48 – 55 cm
 LK : 33-35 cm
 LD : kurang dari 2-3 cm dari LK
 Setelah beberapa hari LD=LK karena ada ekspansi paru
 Ubun-ubun besar : 2-3 cm
 Ubun-ubun kecil 0,5 – 1 cm
 Ubun-ubun berbentuk khas ‘Diamon’
 Posture fleksi

B. SISTEM PERNAFASAN :
 Distress pernafasan
 Pernafasan cuping hidup (PCH) 
 Pe frekuensi nafas
 Sianosis
 Apnoe
 Takipnoe
 Retraksi dada

C. SISTEM KARDIOVASKULER
 bradikardi
 Nadi perifer dan perfusi jaringan menurun






D. SISTEM GASTROINTESTINAL
 Distensi
 Konstipasi
 Muntah
 Glukosa pada feses

E. GINJAL
 Gula, protein, asam amino dan garam
SISTEM INTEGUMEN
 Perubahan warna kulit
 Perubahan tekstur kulit (tipis, transparan, kuning)
 Hipotermi/hipertermi

F. SISTEM IMUN
 Immatur (bayi premature)

Data Penunjang/Faktor kontribusi :
Bayi baru lahir sering mengalami hipotermia karena ketidakmampuannya mempertahankan suhu tubuh, lemak subkutans yang belum sempurna, permukaan tubuh yang luas dibandingkan massa tubuh, dan suhu lingkungan yang dingin. Efek samping dari hipotermia dalam jangka waktu lama termasuk peningkatan kebutuhan akan oksigen sehingga terjadi hipoksia, acidosis, peningkatan metabolisme rate yang mengakibatkan hipoglikemia, release asam lemak bebas pada aliran darah yang diikuti dengan binding site bilirubin dengan albumin yang meningkatkan resiko jaundice dan kern ikterus. Vasokontriksi peripheral berlanjut menjadi acidosis metabolik, vasokontriksi pulmonal mengakibatkan kompensasi pernafasan dan mempengaruhi sirkulasi fetal dengan kegagalan duktus arteriosus dan foramen ovale untuk menutup dengan sempurna. Hal tersebut meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.

Tujuan :
Temperatur dalam batas normal, bayi baru lahir terbebas dari tanda distress pernafasan dan stress karena dingin.

 Intervensi
 Catat obat-obatan yang digunakan ibu selama prenatal dan periode intrapartal, catat adanya fetal distress atau hipoksia
 Keringkan kepala dan tubuh bayi, selimuti
 Tempatkan bayi diantara lengan ibu
 Catat temperatur lingkungan, minimalkan penggunaan AC.
 Kaji temperatur bayi, monitor temperatur secara kontinyu
 Observasi tanda-tanda stres karena dingin seperti penurunan temperatur kulit, peningkatan aktivitas, pleksi ekstremitas, palor, motling dan kulit dingin.
 Amati tanda distress pernafasan

 Kolaborasi
 Berikan suport metabolik (glukosa atau buffer) sesuai indikasi
 Pertimbangkan rujukan ke NICU







DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNGKIN TIMBUL PADA BBLR

1. Gangguan termoregulasi tubuh b.d keadaan bayi (neonatal status)
2. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan temperature tubuh (hypothermia)
3. Resiko terjadi infeksi b.d belum sempurnanya system imun

INTERVENSI :
1. Cegah bayi terekspose dengan udara luar, jaga bayi agar nyaman dengan membungkus bayi dengan selimut. Lakukan perawatan/pengobatan dengan hati-hati pertahan suhu lingkungan normal
2. Pertahankan temperature tubuh ibu antara 40- 60 % kelembaban suhu tubuh (22,5-23,5 C)
3. Kaji suhu tubuh axilarry sekurang-kurangnya setiap 2-4 jam sekali
4. Tunda untuk memandikan bayi 4-6 jam setelah lahir sampai suhu axilla 
  36,5-37 C.
5. Berikan ‘Extra Warmer’ (hangat sampai temperature tubuh stabil).

PIJAT BAYI
Manfaat :
1. Penurunan cadar hormon cotecolamin (stress)
2. Penurunan jumlah & sitotoksistas dari system imun (sel pembunuh alami/ natular killer Cells)
3. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan
4. Merangsang fungsi pencernaan serta pembungan
5. Menaikkan berat badan
6. Mengurangi depresi dan ketegangan
7. Membuat tidur lelap
8. mengurangi rasa sakit (pegal-pegal)
9. Mengurangi kembung dan colik
10. meningkatkan hubungan kasih saying orang tua dan bayi (bonding)

Beberapa hasil penelitian tentang manfaat pijat bayi
1. Prof T Field & Scafidi (1986 & 1990)
• 20 bayi premature dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari menaikkan BB/hari 20-47 % dibandingkan tidak dipijat
• Pada bayi cukup bulan usia 1-3 bulan dipijat 15 menit 2 x seminggu selama 6 minggu meningkatkan BB secara terkontrol.





2. Prof Herminia Cifra ( 1999)  2x 15 menit setiap hari selama 5 hari.
Pada hari ke-7meningkatkan daya tahan tubuh
Ig G = 41,5 %
Ig M = 43,7 %
Ig A = 30,8 % dll

METODE KANGURU
Manfaat metode kanguru :
1. Denyut jantung bayi lebih stabil
2. Pernafasan lebih teratur
3. Distribusi oksigen keseluruh tubuh lebih baik
4. Mencegah hipotermi
5. Meningkatkan BB lebih cepat
6. Pemakaian kalori berkurang karena aktivitas berkurang
7. Memudahkan pemberian ASI
8. Bayi lebih tenang dan relaks akibat kontak langsung dengan kulit ortunya

Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru :
1. Segera setelah lahir
2. Sangat awal, setelah 10-15 menit
3. Awal setelah umur 24 jam
4. Menengah setelah 7 hari perawatan
5. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa oksigen supply
6. Setelah keluar dari inkubator































DARTAR PUSTAKA


Klaus & Fanaroff. 1998. Penata Laksanaan Neonatus Resiko Tinggi. Edisi
 4 EGC. Jakarta.

Markum,A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I,Bagian Ilmu  
 Kesehatan Anak,FKUI,Jakarta.

Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta.

Wong. Donna. L. 1990. Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing,Fourth Edition,Mosby-Year Book Inc, St. Louis Missouri.

. . . . . 2000. Diktat Kuliah PSIK.FK Unair TA:2000/2001,Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar