I. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Syaraf indera penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
ALIS
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh bulu yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik dan sebagai alat kecantikan.
KELOPAK MATA
Terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka mata).
ORGAN OKULI ASSESORIA
Adalah alat pembantu mata, terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari :
Kavum Orbita.
Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya mengarah kedepan, dan ke dalam.
Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang :
1. Os Frontalis.
2. Os Zigomatikum.
3. Os Sfenoidal.
4. Os Etmoidal.
5. Os Palatum.
6. Os Lakrimal.
Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan ronggga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya.
Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
Supersilium (Alis Mata).
Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan.
Palpebra (Kelopak Mata).
Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih lebar dari kelopak mata bawah.Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang terdiri dari muskulus levator palpebra superior.Pada ujung kelopak mat terdapat silia (bulu mata).
Tarsus merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.
Pada kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar :
1. Kelenjar Tarsalia.
2. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
Fungsi kelopak mata sebagai pelindung bola mata terhadap gangguan pada bola mata.
Aparatus Lakrimalis (Air Mata).
Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva, melalui bagian depan bola mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
Muskulus Okuli (Otot Mata).
Merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
1. Muskulus Levator Palpebralis Superior Inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata.
2. Muskulus Orbikularis Okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
3. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup mata.
4. Muskulus Rektus Okuli Medial (otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam (bola mata).
5. Muskulus Obliques Okuli Inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
6. Muskulus Obliques Okuli – Superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah da ke luar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralise kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
Konjungtiva.
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra merupakan lapisan mukosa, bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi, pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah.
OKULUS (MATA)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus : optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari pada organ visus.
Tunika okuli, terdiri dari :
1. Kornea.
Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastic anterior (bowmen), 3 subtansi propia, 4 lamina elastika posterior dan 5 endotelium.
Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Peralihan antara kornea ke sklera disebut sclero corneal junction.
2. Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata, bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.
Tunika Vaskulosa Okuli.
Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya
terbagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Koroid.
Merupakan selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika vaskulosa.
Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.
2. Korpus silliaris.
Merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus silliaris terdiri dari orbikularis silliaris, korona silliaris dan muskulus silliaris terdapat pada bagian luar korpus silliaris antara sklera dan korona silliaris.Fungsinya untuk terjadinya akomodasi, pada proses melihat muskulus silliaris harus berkontraksi.
3. Iris.
Merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 mm, tebal ½ mm, di tengah terletak bagian berlubang yang disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata.
Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus silliaris.
Pada irirs terdapat 2 buah otot; Muskulus spincter pupila pada pinggir iris, dan muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal irirs dan banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar ke korpus silliaris.
Tunika Nervosa.
Merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina.
Retina dibagi atas 3 bagian :
1. Pars Optika Retina.
Dimulai dari kuutb belakang bola mata sampai did epan khatulistiwa bola mata.
2. Pars Siliaris.
Merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
3. Pars Iridika.
Merupakan lapisan permukaan belakang iris.
Retina terdapat dibagian belakang melanjut sampai ke nervus optikus, secara histologis retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya :
o Lapisan 1 lapisan berpigment.
o Lapisan 2,4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
o Lapisan 5 (sisa), 6 , 7, 8, 9 merupakan lapisan neuron.
o Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.
Pada daerah macula lutea retina mengalami penyederhanan sesuai dengan fungsinya untuk melihat jelas.Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang daripada optik disk (papilla), optik disk disebut juga titik buta oleh karena cahaya yang jatuh di daerah ini memberikan kesan tidak dapat melihat.Bulbus okuli berisi tiga jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berlainan.
1. Aques Humor.
Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini diperkirakan dihasilkan oleh prosessus silliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior, melalui cel;ah Fontana (sudut irirs) masuk ke dalam kamera okuli anterior.
Setelah masuk melalui saluran schlem dan menghilang ke dalam pembuluh vena silliaris anterior.
2. Lensa Kristalina.
Merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf terletak antara irirs dan korpus vitreous yang sangat elastis. Kedua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium,lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3. Korpus Vitreous.
Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian daripada bulbus okuli, sehingga bola mata ini tidak kempis
FUNGSI MATA
Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
FUNGSI REFRAKSI MATA
Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkan bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea, lensa, badan eques dan vitreous, lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.
KELENJAR AIR MATA
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita, kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata, sebagian besatr cairan ini menguap sebagian lagi masuk ke hidung melalui saluran lakrimalis.
II. TINJAUAN TEORITIS ULKUS KORNEA
Ulkus Korne adalah suatu Infiltrat pada kornea dengan kerusakan permukaan diatas imfiltrat pada koenea, Penderita mengeluh mata sakit dan merah , pada pemeriksaan didapati lakrimasi dan infeksi siliar, kornea keruh dengan warna abu- abu putih dengan batas kekeruhan difus, pada bagian infeltrat ini menjadi cekung dan terdapat ploresinsasi.
Berdasarkan letak, ulkus kornea dibagi menjadi :
1. Ulkus Kornea Marginalis.
a) Ulkus kataraluis simpleks
b) “ ring Ulcer “
c) Ulkus Mooren / Ulkus rodent / Ulkus serpiginosa kronik
2. Ulkus Korne sentralis
ULKUS KATYARALUIS SIMPLEKS
Merupakan komplikasi konjungtivitis kataralis, infeltrat terdapat dibagian prefir kornea. Antara infiltrat dan limbus terdapat daerah jernih, ulkusini bukan karena kuman sendiri, tetapi karena reaksi hipersensitif tehadap toksin kuman.Pada kerokan ulkus tidak ditemukan kuman.Ulkus ini tidak pernah mengalami perforasi.
Penatalaksanaan
Obati dulu konyungtivitis kataralisnya.Bila setelah tanda-tanda konyungtivitis hilang masih ada injeksi siliar dan ulkus kornea,berikan kombinasi antibiotika dengan kortikosteroid,misalnya:Kloramfenikiol+hidrokortison,oksitetrasiklin + hidrokortison.
“RING ULCER”
Tidak ada tanda-tanda konyungtivitis.Antara limbus dan ulkus terdapat daerah jernih.Diduga disebabkan reaksi hipersentivitas,antara lain pada lupus eritematosus,periarteritis nodosa,influenza berat,kolitis kronik dan onkoserkiasis.Sensibilitas kornea baik.Sukar sembuh tapi jarang perforasi.
Penatalaksanaan :
Lakukan pemeriksaan bakteriologik.Bila tidak ada infeksi sekunder berikan antibiotika lokal pada mata,dan sulfas atropin.Mata ditutup.Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh diberikan kortikosteroid pada kasus ini.
ULKUS MODERN
Penyakit ini umumnya menyerang orang tua.Mengenai satu atau dua mata.Ulkus ini bersifat menjalar,kekeruhannya sampai di limbus.Pinggir ulkys bergerigi dan berwarna lebih putih karena
dinding ulkus bergaung.Biasanya mulai di perifer dan menjalar ke tengah.Ulkus baru menjadi tenang bila seluruh kornea telah terkena.
Sebabnya belum jelas,kemungkina karena faktor neurogen,infeksi virus,alergi atau prakanser
Penatalaksanaan :
Lakukan pemeriksaan bakteriologik.
Berikan antibiotika dan atrofin sulfat lokal pada mata.
Usaha-usaha lain yang dilakukan :
1. Keratomi dengan parasentesis (bagi penganut faktor neurogen).
Dengan dasar faktor neurogen,sehingga diusahakan memutuskan saraf kornea yang letaknya superficial.Kemudian dilakukan parasentesis dengan keratom menembus limbus.Cairan intraokuler yang baru dengan lebih banyak zat anti;
2. Flap konyungtival bagi penganut teori infeksi.
Konyungtival bulbi di insisi,dilepaskan dari dasarnya dan ditarik untuk menutupi ulkus;
3. Keratoplasti lameler bagi penganut teori prekanser.Daerah ulkus diangkat dan diganti dengan kornea donor;
4. Bagi penganut teori imunologi,dilakukan insisi pada pinggir kornea,karena banyak terdapat sel plasma di pinggir kornea.
ULKUS KORNEA SENTRALIS
Mungkin terlihat “Descemeth fold”,”keratic praecipitate”dan hipopion (ulkus kornea kumhipopion).Ulkus kornea sentralis ini dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri (“Pseudomonas pyocyaneus”,”Pneumokok”,”Sterptococcus beta hemoliticus”,”Staphylococcus aureus”,Diplobasil petit,Basil friedlander dan “Escherichia coli”)
2. Jamur (Aspergilus,kandida).
Bila disebabkan oleh jamur disebut karatomikosis. Didapati jaringan nekrotik pada ulkus dengan pinggir ulkus sedikit menimbul. Terdapat satelit atau penonjolan infiltrat seperti benang yang merupakan hifa jamur.Pada kerokan ulkus dengan detiksi larutan KOH 10 % hifa itu akan terlihat.
Penatalaksanaan :
Mata penderita ditutrup. Berikan antibiotika lokal tiap jam atau 6 kali sehari. Untukj “ Pseudomonas pyocyaneus “ berikan preparat Gentamisin atau polimiksin B. Berikan Atropin Sulfas untuk mengistirahatakan mata dan mencegah perlengketan iris di bagian sentral. Hati- hati dengan pemberian Atropin Sulfas.
Bila tekanan intraokoler meninggi, berikan Asetazolamid. Bila sebabnya jamur lakukan kerokan mekanis ( “ debredement “ ) dan berikan lokal Amfoterisin B, Mikostatin,
Dalam 5 – 7 hari kuman mungkin telah tidak ada lagi, tetapi penyembuhan ulkus paling cepat 3 minggu – 1 bulan sehingga baha infeksi sekunder selalu ada.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A
DENGAN ULKUS KORNIA KOMPLIKASI HIPOPION
DI RUANG YAKUT RSUD.H.DAMAN HURI BARABAI
A. Pengkajian
I. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Ny. A.
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : S D
Pekerjaan : Ikut Suami ( Pensinan PNS )
Agama : Islam
Alamat : Desa Sei Rangat Kec. Batang Alai Utara.
Tanggal MRS : 16 Pebruari 2006.
Rujukan dari : Puskesmas Limpasu
Diagnosa Medis : Ulkus Kornea komp. Hipopion
Alasan Dirawat : Sakit yang tidak tertahan kan lagi
meskipun sudah diupayan pengobatan dirumah
II. Riwayat Penyakit
A. Keluhan Utama
Mata sebelah kanan sakit dan penglihatan kabur
B. Riwayat Penyakit sekarang
Kurang lebih 2 Bulan yang telah lalu, ketika kein bekerja disawah, untuk memberi pupuk pada tanamanya, matanya terkena percikan pupuk Urea, dan kemudian pada saat itu langsung dicuci matanya dengan air di dekatnya ( air sawah ), dan berselang 1 minggu kemudian klein merasasakan sakit kepala yang hebat disusul dengan ber kurangnya tajam penglihatan, mata merah dan sakit sekali dan diupayankan pengobatan dirumah namun tidak tidak membuahkan kesembuhan bahkan bertambah parah, kemudian dibawa ke Puskesmas limpasu, oleh pihak Puskesmas pada tanggal 16 Pebruari 2006, di rujuk ke RSUD.H.Daman Huri barabai.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang yang memerlukan tindakan Perawatan di Rumah Sakit.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut klien tidak ada dari pihak keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang klein derita saat ini maupun kencing manis.
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Tampak sakit sedang, kesadarn composmentis, klien tampak cemas.
Tanda vital :
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mt
Suhu : 37 0C
Respirasi : 24 x/mt
B. Kulit
Kebersihan kulit cukup, tidak ada ikterik, tidak terdapat lesi, turgor kulit cepat kembali 2 detik.
C. Kepala
Keadaan kulit kepala dan rambut tampak cukup bersih, struktur simetris, tidak mengeluh sakit kepala.
D. Mata
Mata kanan Mata kiri
Kebersihan Cukup Cukup
Konjungtiva Hiperemia (-) Hiperemia (-)
Sklera Bening Bening
Pupil Reflek (+) Reflek (+)
Visus 0,5/60 0,5/60
Lensa Keruh Keruh
Palpebra Odema (-) Odema(-)
E. Hidung
Kebersihan cukup, membedakan bau (+), tidak ada pembesaran massa hidung, pengeluaran sekret abnormal (-).
F. Telinga
Tidak ada kelainan anatomi, fungsi mendengar baik, tidak ada peradangan dan pengeluaran sekret abnormal.
G. Mulut
Kebersihan mulut cukup, fungsi menelan baik, gigi tidak lengkap. Terdapat caries gigi, fungsi bicara baik.
H. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid.
I. Dada
Bentuk simetris, frekuensi nafas 24 x/mt.
J. Abdomen
Struktur simetris, frekuensi bising usus : 10 x/mt, kembung tidak ada.
K. Sistem reproduksi
Klien sebagai seorang suami dan ayah 5 orang anak, klien mengatakan bahwa penyakit DM yang dideritanya juga mempengaruhi fungsinya sebagai seorang suami.
L. Ekstremitas atas dan bawah
Rentang gerak penuh, keseimbangan dan cara berjalan tegap tapi penuh hati-hati dan sedikit dibantu karena fungsi melihat klien terganggu.
IV. Kebutuhan Fisik, Psikososial, Sosial dan Spiritual
A. Aktivitas dan istirahat
Di rumah : Klien dalam beraktivitas kadang-kadang dibantu oleh keluarganya,
istirahat siang 1-2 jam, tidur 7 jam.
Di rumah sakit : Istirahat 1 jam, tidur 6 jam, klien merasa segar setelah bangun tidur.
B. Personal hygiene
Di rumah : Mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, kuku dipotong bila panjang.
Di rumah sakit : Mandi 2 x sehari.
C. Nutrisi
Di rumah : Makan 3 x sehari, tidak ada pantangan dalam makanan, minum 7 gelas sehari.
Di rumah sakit : Makan 3 x sehari, diet NBTKTP, minum 6 gelas sehari, BB 56 kg.
D. Eliminasi
Di rumah : BAB 1 x sehari, BAK 4 x sehari, warna kuning muda, nyeri pada saat BAK tidak ada.
Di rumah sakit : BAB (-), BAK 3 x sehari, nyeri saat BAK tidak ada.
E. Psikososial
Klien cepat menyesuaikan diri dengan perawat dan klien lain, komunikasi lancar, selama dirawat tidak ada yang datang berkunjung, klien ditunggui oleh anaknya, klien bertanya tentang operasi yang akan dilaksanakan.
F. Spiritual
Klien seorang yang beragama islam, selama dirawat tampak klien tidak melaksanakan shalat 5 waktu.
V. Data Penunjang
Laboratorium
No Jenis pemeriksaan Kategori normal Hasil
1 Hb ♂13,5 – 17,5 gr % 15,0 gr %
2 Leukosit 4000 - 11.000 12,600
3 Waktu perdarahan 1 - 3’ 2'
4 Waktu pembekuan 4 - 9’ 5’
5 Gula darah puasa 70 – 110 mg/dl 91 mg dl
6 Gula darah 2 jam pp < 125 mg/dl 185 mg/dl
Therapy :
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Tetes mata optixitrol 3 x 1 tts OD
Tetes mata Colme Tiap Jam x 1 tts OD
Amoxicilin tablet 3 x 500 m
B. ANALISA DATA
NO
DS / DO
PENYEBAB
MASALAH
1
DS : Klien mengatakan
- Penglihatannya kabur.
- Nyeri pada mata sebelah
kanan
DO:
- Klien terlihat meringis
saat bangun dari tempat tidur
- Skala nyeri.:Skala. 1
- Tanda- tanda Vital :
Tekanan darah:140/70 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mt
Suhu : 37 0C
Respirasi : 24 x/mt
Gangguan penerimaan sensori akibat Ulkus kornea
Gangguan sensori persepsi ( nyeri )
2
DS :Klien menanyakan tentang operasiyang akan dilakukan.
DO:- Klien tampak Gelisah.
- Bertanya tentang
tindakan yang akan
dilakukan pada matanya
- Tanda- tanda Vital :
Tekanan darah:140/70 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mt
Suhu : 37 0C
Respirasi : 24 x/mt
Kurang pengetahuan tentang prosedur invasif yang akan dilakukan.
Ansietas
C. DAFTAR MASALAH
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
Nyeri pada kepala khususnya pada mata sebelah kanan
yang ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan Nyeri pada kepala khususnya
pada mata sebelah kanan
DO : Klien terlihat meringis saat bangun dari tempat
Tidur dan saat diajak berkomonikasi
Ansietas / Cemas sehubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur invasif yang akan dilakukan. Yang ditandai dengan :
DS : Klien menanyakan tentang Tindakan yang akan
dilakukan.
DO:- Klien tampak Gelisah. Dan menanyakan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada matanya
1.
Jum’at
17/02/06
Setelah diberikan intervensi. Nyeri dapat teratasi / berkurang, dengan kriteria :
- Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang.
- Skala nyeri 0 (Skala 0-5).
- Klien tidak tampak meringis jika bangun dari tempat tidur atau diajak berkomonikasi
- Klien tampak tenang dan releks
- Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri.
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang dan atau dalam posisi yang nyaman.
- Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik
- Observasi vital sign. .
- Untuk menentukan derajat atau skala nyeri dan menentukan intervensi yang diberikan
- Mengurangi stressor dan memberikan pasien perasaan nyaman
- Pengalihan perhatian pasien terhadap nyeri yang dialaminya
- Analgetik mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis.
- Nyeri akan meningkatkan frekuensi vital sign (TD, Nadi, Resp, Temp. ).
2.
Jum’at
17/02/06
Setelah intervensi klien tidak lagi mengalami kecemasan dengan kriteria :
Klien mengerti tantang operasi yang akan dilakukan. 1. Kaji tingkat ansietas.
2. Beri penjelasan tentang prosedur tindakan yang akan dilaksanakan
3.Beri dukungan moril dan
motivasi untuk klien. 1. Mempengaruhi persepsi klien terhadap ancaman diri dan proses pengobatan.
2. Menghilangkan ansietas sehingga meningkatkan kerjasama dengan klien.
3.Menumbuhkan keyakinan yang kuat dalam hal proses pengobatan dan perawatan.
VII. ASUHAN PERAWATAN.
VIII. CATATAN KEPERAWATAN.
HARI / TANGGAL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jum’at
17/02/06
- Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri. Skala nyeri 1 (dari skala 0-5).
- Mempertahankan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang dan dalam posisi yang nyaman.
- Mengajarkan metode distraksi/relaksasi selama nyeri akut dengan cara mengajak klien bercerita dan napas dalam.
- Mengobservasi vital sign.
Tekanan darah:140/70 mmHg
Denyut nadi : 88 x/mt
Suhu : 37 0C
Respirasi : 24 x/mt
- Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, mendekatkan alat yang dibutuhkan pasien ke tubuhnya.
- Mengatur lingkungan sekitar pasien, menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
- Menganjurkan keluarga klien untuk
mengawasi / menemani pasien saat
melakukan aktivitas
- Kolaborasi dalam pemberian tetes mata
kolmet tiap jam
S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang.Skala nyeri 0
(dari skala 0-5).
O : - Klien tidak terlihat meringis saat
bangun dari tempat tidur dan jika
diajak berkomonikasi
- Tanda- tanda Vital :
Tekanan darah:120/70 mmHg
Denyut nadi : 80 x/mt
Suhu : 36 0C
Respirasi : 20 x/mt
A : Masalah teratasi
P: Intervinsi dihentikan.
Jum’at
17/02/06
1 Mengkaji tingkat ansietas.
2 Memberi penjelasan tentang proses
Tindakan yang akan dilaksanakan.
3.Memberi dukungan moril dan motivasi
untuk klien.
S : Klien mengatakan Sudah mengerti tiundakan yang akan dilaksanakan padanya.
O :- Klien nampak tenang dan selalu
ditemani keluarganya
TD : 120/80 mmHg.
Nadi : 80 x/menit.
Resp : 20 x/menit.
Temp : 362 0C.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Kamis, 10 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar