Kamis, 10 September 2009

Anemia Pernisiosa

 



A N E M I A

 Anemia adalah ketidakseimbangan pembentukan dan perusakan sel-sel darah merah. Ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh:
1. Berkurangnya atau gangguan pembentukan sel darah merah.
2. Pemecahan sel-sel darah merah atau kehulangan darah.
3. Pemecahan sel-sel darah merah atau kehilangan darah.
Anemia merupakan penyakit yang dapat dialami oleh segala usia. Anemia dapat terjadi saat kelahiran, sebagai catat genitik, pada kesalahan pengaturan gizi seperti kekurangan zat besi, atau pada keadaan kehilangan darah berlebihan 
Anemia terbagi atas beberapa macam yaitu
1. Anemia Pernisiosa
2. Anemia Defisit Besi
3. Anemia Hemolitik
4. nemia Sel Sabit
5. Anemia Aplastik

Anemia Pernisiosa
1. Definisi
 Anemia pernisiosa adalah anemia yang ditandai oleh adanya eritroblas yang yang besar terjadi akibat gangguan maturasi inti sel

2. Etiologi
- Defisiensi vitamin B12
- Defisiensi asam folat
- Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat
- Gangguan sintesis DNA

3. Tanda dan Gejala
- Ikterus 
- Pucat, lemah
- Glositis
- Purpura tromositopenik
- Neoropati
4. Patofisiologi

Anemia terjadi akibat gangguan maturasi inti sel akibat gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblas. Defisienasi asam folat akan mengganggu sintesis DNA hingga terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas. Defesiensi vitamin B12 yang berguna dalam reaksi metilasi homosisten menjadi metionin dan reaksi ini berperan dalam

 mengubah metil THF menjadi DHF yang berperan dalam sintesis DNA dan akan mengganggu maturasi inti sel dengan akibat terjadinya megaloblas.

5. Penatalaksanaan
- Untuk defisiensi B12
1. Diberikan viatamin B12 100-1000 μg/ hari selama 2 minggu selanjutnya 100-100 μg / bulan
2. Transfusi darah 
- Untuk defisiensi asam folat
Diberikan asam folat 1-5 mg /hari secara oral selama 1-5 minggu

ANEMIA DEFISIENSI BESI

1. Definisi
  Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan diamana kandunagan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal (besi diperluka untuk sentisa tubuh). Merupakan jenis anemia paling sering pada semua kelompok umur.

2. Etiologi
- Perdarahan
- Malabsobsi/ gangguan absorbsi
- Menoragia pada wanita pre menopause
- Kurang zat besi dalam makanan

3. Tanda dan Gejala
- Pucat, lemah
- Lesi yang menyebabkan perdarahan
- Gagguan fungsi sel
- Koilonikia
- Gejala plummer vinson

4. Patofisiologi
Sebelum terjadi anemia karena kekurangan besi, terlebih dahulu dilalui suatu tingkatan yaitu deplesi besi kemudian defisiensi besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi besi. Deplesi merupakan permulaan kekurangan besi dimana cadangan besi didalam tubuh berkurang atau tdak ada, tetapi didalam plasma masih normal, dan hemoglobin dan hemotokrit normal. Anemia defisiensi besi bial cadangan besi, besi didalam plasma dan hemoglobin kurang dari normal.

5. pengobatan
- mengobati sesuai dengan penyebab
- pemberian besi


ANEMIA APLASTIK
1. Definisi
Anemia aplastik adalah suatu keadaan diamana sel prekusor dalam sumsum tulang terjadi penurunan dan penggantian sumsum ulang dengan lemak

2. Etiologi
- Faktor genetik
- Obat-obatan dan bahan kimia 
- Infeksi
- Iradiasi
- Kelainan imunologik
- Anemia aplastik pada keadaan penyakit lain

3. Tanda dan Gejala
- Lemah
- Pucat
- Sesak napas
- Perdarahan abnoormal

4. Patofisiologi
Anemia aplastik tidak terdapat mekanisme patogenetik tunggal. Sel induk hemopoetik yang mutipoten berdiferensasi. Sejumlah sel induk lainnya membelah secara aktif mengghasilkan sel unduk baru. sebagai dari padanya dalam fase istirahat yang setiap saat siap berdiferensasi kedalam berbagai sistem apapun penyebab anemia aplastik kerusakan dapat terjadi pada sel induk yang aktif maupun yang berada pada fase istirahat.

5. Penatalaksanaan
- Transfusi eritrosit
- Transfusi trombosit
Kortikosteroid
- Androgen
- Imunosupresif dan transplantasi sum-sum tulang


ANEMIA HEMOLITIK
1. Definisi
Anemia hemolitik adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal ang disebabkan tidak seimbangnya pembentukan perubahan sel darah merah.





2. Etiologi
1. Intrisik
- kelainan mebran
- kelainan glikolisis
- kelainan enzim
- hemoglobinopati

2. Ekstrinsik
- gangguan sistem imun
- mikrongiopati
- infeksi
- hipersplenisme
- luka bakar

3. tanda dan Gejala
1. Ikterus, anoreksia, sesak napas
2. penimegali,nausea,migran
3. Gelisah, keringat dingin

4. Patofisiologi
Anemia terjadi apabila produksi sel-sel darah merah sum-sum tulang terganggu atau apabila sel-esl darah merah yang terbentuk rusak atau hilang. Beberapa kodisi yang dapat mempengaruhi pebentukan sel darah merah di dalam sum-sum tulang.
Sel-sel darah merah dapat pula dirusak oleh sel-sel fagosit pada sistem retikuloen dotelial terutama hati lien. Bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel-sel darah merah memasuuki aliran darah yang sama. Hal ini dapat merupakan indikator dagnosa anemia. Bilirubin juga diekskresikan pada kuit yang menyebabkan warna kuning. Ini merupakan indikator terjadinya kerusakan sel darah merah. Kerusakan ini paling sering disebabkan oleh abnormalitas sel darah merah yang dikenal sebbagai anemia hemolitika.

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebabnya. Bila karena reaksi toksik imunologik yang didapat diberikan adalah kortikostiroid, kalau perlu lakukan splenektomi. Apabila keduanya tidak berhasil, dapat diberikan obat-obatan sitotoksik.

ANEMIA SEL SABIT

1. Definisi
Animia sel sabit adalah jenis anemia konginetal dimana banyak sel darah merah berbentuk menyerupai sabit.




2. Etiologi
- Hemglobin S
- Pembawaan sifat/ keturunan

3. Tanda dan Gejal
- Pucat
- Lemah
- Ikterus

4. Patofisiologi
Proses pembentukan sel sabit terjadi pada tekanan oksigen rendah dan terutama pada PH rendah. Hemoglobin S kurang melarut pada betuk deoxygenated sehingga viskositas darah naik dan menagakibatkan statis serta obstruksi aliran darah dalam sistem kapler, arteriol termminal dan pembuluh darah.

5. Penatalaksanaan
- Pengobatan simpatomatik
- Trasfusi sel darah merah
- Rehidrasi
- Pemberian obat-obatan analgesik

POLISITEMIA

1. Definisi
Polisitemia adalah kelebiahan dari semua barisan sel tetapi umumnya digunakan untuk keadaan dimana massa sel darah merah lebih dari normal.

2. Etiologi
Dehidrasi yang disebabkan oleh: 
- bertambahnya kehilangan cairan 
- penurunan intake cairan
- redistribusi cairan

3. Tanda dan Gejala
- Sakit kepala, pusing
- Sukar memusatkan pikiran 
- Pandangan kabur
- Pruritus
- Penningkatan volume dan viskositas darah





4. Penatalaksanaan
- Flebotomi
- Pengobatan berdasarkan penyebab

TALASEMIA

1. Definisi
 Talasemia adalah sekolompok penyakit atau kelainan herediter yang heterogen

2. Etiologi
- Defek produksi hemoglobin normal
- Kelainan morfologi eritrosit dan indeksnya 

3. Tanda dan Gejala
- Muka mongoloid 
- Pertumbuhan badan kurang sempurna 
- Pembesaran hati dan limfe
- Perubahan pada tulang

5. Penatalaksanaan
- Transfusi darah
- Pemberian chelating agents
- Splenektomi

 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN ANEMIA =========================================

A. Pengkajian Fisik
1. Identitas pasien 
2. Keluhan utama
Pasien dengan anemia hemolitik datang dengan keluhan sakit kepala, lemah, letih, pucat pada kulit dan membran mukosa
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Perlu ditanyakan pada pasien tentang awal terjadinya keluhan seperti pucat, lemah, kelemahan. Mengenai lamanya keluhan tersebut dirasakan kualitas dan kuantitas keluhan,keadaan atau dan siuasi yang memperberat dan memperingan keluahan dan ditanyakan apakah suadah pernah dilakukan pengobatan.



b. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien apakah sudah pernah menderita penyakit ini sebelum dan tanyakan penyakit yang pernah dialami

c. Riwayat penykit keluarga
Perlu diketahui apakah dikeluarga pasien terdapat penderita yang mengalami seperti yang dialami pasien saat ini.

B. Pemeriksaan Fisik
 Pengkajian dasar pada pasien anemia yaitu :
1. Aktifitas / Istirahat
Gejala: Keletihan,kelemahan,malaiseumum,kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda: Takikarditakipnea, dispnea pada bekerja atau istirahat, letargi, menarik diri, apatis, lesu, kurang tertarik pada pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak tegak, bahu menurun, postur tidak tegak, berjalan lambat, dan tanda lain menunjukan keletihan.

2. Sirkulasi
Gejala: Riwayat kehilangan darah kronis, riwayat endokarditis infeksi kronis, palpirasi
Tanda: TD/ peningkatan sistole dan diastole stabil, hipotensi postural, disritmia, abnormalitas EKG, takikardi, bunyi jantung: murmur sistolik.

3. Eliminasi
Gejala: Riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulance, sindrom malabsobsi, hematomesis, feses dengan darah segar, melena, diare atau konstipasi, penurunan haluran urine.
Tanda: Distensi abdomen

4. Integritas Ego
Gejala: Keyakinan agama/ budaya mempengaruhi pilihan pengobatan
Tanda: Depresi

5. Makanan dan Cairan
Gejala: Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewan rendah/ masukan produk sereal tinggi, nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan, nausea, vomitus, dispepsia, anoreksia, adanyya penurunan berat badan.
Tanda: Lidah tampak merah daging,/ halus, membran mokosa kering/ pucat, turgor kulit buruk, tampak kering atau kurang elastis, stomatitis dan glositis.
6. Higieni
Tanda: Kurang bertenaga, penampilan tidak rapi



7. Neurosensori
Gejala Sakit kepala, berdenyt, pusing, vertigo, tiniotus, ketidak mampuan berkonsentrasi, insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata, kelemahan,keseimbangan buruk dan kaki gajah
Tanda: Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis, mental tidak mamapu respon, lambat dan dangkal, epitaksis, gangagguan koordinasi, ataksia

8. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: Nyeri abdomen samar, sakit kepala

9. Pernafasan 
Gejala: Riwayat penyakit, TB, abses paru, nafas pendek pada istirahat dan aktifitas
Tanda: Takipnea, ortopnea, dan dispnea

10. Keamanan
Gejala: Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat pada radiasi bauk sebagai pengobatan atau kecelakaan, riwayat kanker, terapi kanker, tidak toleran terhadap dingin atau panas. Transfusi darah sebelum gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda: Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum

11. Seksualitas
Gejala: Perubahan aliran menstruasi, menoragi atau amenore, hilang libido, impotensi
Tanda: Servik dan dinding vagina pucat
 
12. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala: Kecendrungan keluarga untuk anemia, penggunaan anti konvulsan masa lalu/ saat ini, antibiotik, agen kemotrafi, aspirin, obat anti imflamasi atau antikoagulan, penggunaan alkohol kronis, berulangnya pendarahan aktuf, riqwayat penyakit hati, ginjal, riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka atau perdarahan
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Terjadi penurunan kadar Hb
2. Peningkatan retikulasit
3. Peningkatan bilirubin indirek dalam darah
4. Peningkatan urobilinogen urin
5. Eritropoesis hiperaktif dalam sum-sum tulang
6. jumlah trombosit SDP

D. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencana asuhan keperawatan 
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan penurunan komponen esl darah merah yang diperlukan untuk menghantarkan oksigen/ nutrisi ke sel.


Tujuan:
Gangguan perfusi jaringan teratasi
Intervensi:
1. Observasi vital sign, kaji cappilary refil, warna kulit/ membran mokusa
2. Berikan posisi kepala lebih tinggi
3. Kaji adanya kelemahan, respon verbal, ivitable, agitasi, kurangnya daya ingat 
4. Tanyakan adanya keluham nyeri dada dan sesak nafas
5. Berikan transfusi darah sesuai dengan instruksi dokter dan monitor adanya komplikasi transfusi
6. Berikan terapi O2 kalau pergi
Rasional:
1. Memberikan informasi tentang derajat perpusi jaringan dan membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya
2. Meningkatkan ekspansi paru sehingga memaksimalkan masukan O2 ke sel-sel
3. Sebagai indikasi kurangnya fungsi serebral akiibat hipoksia atau defisiensi vitamin B12
4. Iskemia sel mempengaruhi jaringan miokardinal/ potensi terkena infak
5. Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen 
6. Memaksimalkan transport o2 ke jaringan

Evaluasi
Perfusi jaringan adekuat
 
2. Intoleran aktifitas sehubungan dengan tidak seimbangnya suplai O2 dengan kekebutuhan
Tujuan: 
Toleransi aktivitas meningkat

Intervensi:
1. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ADL normal tanpa ada keluhan 
2. Monitor nadi, TD, respirasi, selama dan setelah aktivitas 
3. Ubah posisi pasien perlahan dan monitor pusing
4. Anjurkan pasien istirahat
5. Anjurkan pasien melakukan aktivitas ringan sesuai dengan kemampuan dan menghentikan jika terjadi keluhan 
6. Instruksikan pasien untuk mengentikan aktivitas jika terjadi palpitasi, nyeri dada 
Rasional:
1. Mempengaruhi dalam pemmilihan intervensi
2. manifestasi kerdiopulmonary dari upaya jantung dan paru untuk membawa oksigen yang adekuat ke jaringan
3. Hipoksia serebral bise menyebabkan berdenyut dan meningkatkan resiko trauma 
4. Istirahat dapat mengurangi kebutuhan O2



5. Pada pasien anemia mudah terjadi kelelahan karena suplai O2 in adekuat
6. Regangan stres kerdiopulmonal/ stress dapat menimbulkan dekompnsasi
Evaluasi:
Peningkatan toleransi aktivitas

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan, ketidak mampuan absobsi makanan
Tujuan:
Ketidakmampuan absobsi makanan
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan makan pasien
2. Observasi dan catat intake makanan pasien
3. Timbang BB tiap hari
4. Beri makan porsi kecil tapi sering
5. Observasi adanya mual dan muntah
6. Anjurkan pasien mengkunsumsi makanan bergizi
Rasional:
1. Membantu dalam memilih intervensi selanjutnya
2. Memonitor intake kalori atau menilai kualitas kekurangan konsumsi makanan
3. Timbang BB- memonitor kehilangan BB atau efektivitas dari intervensinutrisi
4. Menurunkan kelelahan dan mempertinggi intake, mencegah distensi gaster
5. Observasi mual/ muntah – gejala GI akibat dari hipoksia organ GI
6. Meningkatkan daya tahan tbuh terhadap infeksi
 Evaluasi: 
 Peningkatan BB atu BB stabil, yidak mengalami mal nutrisi

4. Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan perubahan sirkulasi dan neorogi 
Tujuan 
Gangguan interitas tidak terjadi
Intervensi
1. Kaji integritas kulit, warna, eritema
2. Ubah posisi dan massage daerah yang tertekan
3. Jaga permukaan kulit tetap kering dan bersih
4. Latih ROM pasif/ akyif
Rasional:
1. Imobilitas jaringan menjadi mudah infeksi akibat sirkulasi yang inadekuat, nutrisi kurang
2. meningkatkan sirkulasi keseluruh area kulit, mengurangi iskemi jaringan
3. Kelembaban mempermudah pertumbuhan organisme patogenik
4. Meninngkatkan sirkulasi ke jaringan dan mencegah statis



Evaluasi:
Inregritas kulit dapat dipertahankan

5. konstipasi/ diare sehubungan dengan penurunan diet intake, perubahan dalam proses 
Tujuan:
Konstipasi/ diare tidak terjadi
Intervensi:
1. Observasi warna feses,konsistensi, frekuensi dan jumlah
2. Auskultasi bunyi bowel
3. Monitor intake dan ouutput
4. Hindari makanan yang mengandung gas
5. Kolaborasi pemberian makanan tinggi serat dan zat sisa
Rasional:
1. Membantu mengiidentifikasi penyebab dan menentukan intervensi yang tepat
2. Bunyi bowel meningkat pada diare dan menurun pada konnstipasi
3. Serat menahan enzim pencernan dan mengabsobsi air dalam alirannya sepanjang GI
4. Menurunkan distensi gaster dan distensi abdomen
5. Bisa diguunakan untuk mengidentifikasi dehidrasi,kehilangan banyak cairan
Evaluasi:
Konstipasi/ diare tidak terjadi




======================================
===================

============

DAFTAR PUSTAKA


Corwin, Elizabeth J. 2000. Handbook of Pathophysiology. Lippincott-Raven Publishers. Philadelphia, U.S.A
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suparman, 1987. Ilmu Penyakit Dalam, jilid I Edisi II. Jakarta: Penerbit Balai FKUI 
Tucker, Susan Martin et al.1999, Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC



ASUHAN KEPERAWATAN PADA .Hj.St.A
DENGAN ANEMIA 
 DIRUANGAN JAMBUD.RSUD.H.DAMAN HURI BARABAI


  I. Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : Hj.St. A.
Umur : 74 tahun 
Jenis kelamin : Perempuan 
Suku/ bangsa : Banjar/ indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga 
Alamat : Kubur Jawa /Kec.BAS
Pendidikan : -
Tanggal MRS : 26-01-2006
Tanggal pengajian : 29-01-2006
No. RMK : 744 / 06
Diagnosa medis : Obs Anemia 

2. Keluhan utama
Badfan sakit dan kurang napsu makan

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penykit sekarang
Kurang lebih sudah dua minggu, klien merasa, badan terasa Sakit dan kulit pucat. Sebelum dibawa ke rumah sakit klien berobat kedokter. Karena tidak ada perubahan sehingga oleh keluarganya dibawa kerumah sakit

b. Riwayat penyakit dahulu
Klien belum pernah menderita penyakit seperti yang diderita kien saat ini, klien juga tidak pernah menderita penyakut TBC, ginjal, hipertensi, DM, hepatitis dll

c. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini, dan tidak ada yang menderita DM, TBC, ginjal, hipertensi, hepatitis dll

II.Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Tampak sakit, kesadarn composmentis, klien tampak cemas.


Tanda vital :
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Denyut nadi : 96 x/mt
 Suhu : 37 0C
 Respirasi : 12 x/mt
B. Data Fokus
1. Inspeksi
  a. Mata kelihatan cekung
  b.Mukosa bibir kering
  c.Rentang gerak Kaku, keseimbangan dan cara berjalan dibantu karena fungsi
  ektrimitas atas dan bawah klien terganggu.
2. Auskultasi
  a. Jantung : Bj. 1 (+ ), Bj 2. ( + ), dan tidak ada bunyi jantung tambahan
  b. Paru : Tidak terdapat bunyi napas abnormal
  c. Abdomen :  
3. Perkusi
  Dada :
  Abdomen :
4. Palpasi :


V. Data Penunjang
Laboratorium

No Jenis pemeriksaan Hasil
1 Hb 10,0 gr %
2 Trombusid 2941450 / mm 3
3 Leukosit 28080 / mm 3


Therapy :
 Infus Glokosa. 5 % dan Renger laktar 9 Rl ) 20.tetes / mnit
 Inj. Vicillin 1.Gr / 8 Jam
 Inj. Ulsikur 1. Ampul / 12 Jam
 Inj.Baclonid 1.Ampul / 12 Jam
 Oral Laxadine 3 x 1 Tablet








C. ANALISA DATA


NO 
DS / DO 
PENYEBAB 
MASALAH
  
1

















DS : Klien mengatakan sakit dan nyeri bila tangan dan kaki digerakkan
DO: 
  - Klien terlihat meringis bila tangan dan kakinya digerakkan Skala nyeri.:Skala. 2 dari Skala ( 1 – 5 )
  - Tanda- tanda Vital :
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Denyut nadi : 96 x/mt
 Suhu : 37 0C
 Respirasi : 12 x/mt

DS :Klien dan keluarga sering bertanya tentang perawatan dan pengobatan
DO:- Klien dan keluarga tampak Gelisah.
  - Bertanya bingung tentang tindakan 
  yang akan dilakukan 
   
Gangguan Pergerakan ektrimitas karena kekakuan sendi









Kurang pengetahuan tentang prosedur invasif yang akan dilakukan. 
Gangguan sensori persepsi ( nyeri )















Ansietas


D. DAFTAR MASALAH

NO 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.




2.
 
Gangguan sensori persepsi ( nyeri ) ditandai denagan :
DS : Klien mengatakan sakit dan nyeri bila tangan dan kaki digerakkan
DO : - Klien terlihat meringis bila tangan dan kakinya digerakkan Skala nyeri.:Skala. 2 dari Skala ( 1 – 5 )

Ansietas / Cemas sehubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur invasif yang akan dilakukan. Yang ditandai dengan :
DS : Klien dan keluarga sering bertanya tentang perawatan dan pengobatan
DO:- Klien dan keluarga tampak Gelisah.
  - Bertanya bingung tentang tindakan yang akan dilakukan 
   




E. ASUHAN KEPERAWATAN


NO HARI /TGL NO.
DIAG TUJUAN KEP. INTERVENSI
KEP. RASIONALISASI

1.


 
Sabtu
28/01/06



 

 
 
Setelah diberikan intervensi. Nyeri dapat teratasi / berkurang, dengan kriteria :
- Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang.
- Skala nyeri 0 (Skala 0-5).
- Klien terlihat meringis bila  
  tangan dan kakinya 
  digerakkan Skala nyeri.:Skala. 
  2 dari Skala ( 1 – 5 )
- Klien tampak tenang dan releks 
- Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri.
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang dan atau dalam posisi yang nyaman.
- Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik 
- Observasi vital sign. .
- Untuk menentukan derajat atau skala nyeri dan menentukan intervensi yang diberikan
- Mengurangi stressor dan memberikan pasien perasaan nyaman

- Pengalihan perhatian pasien terhadap nyeri yang dialaminya
- Analgetik mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis.
- Nyeri akan meningkatkan frekuensi vital sign (TD, Nadi, Resp, Temp. ).

2. 
Sabtu
28/01/06




 
  
Setelah intervensi klien tidak lagi mengalami kecemasan dengan kriteria :
 Klien dan keluarga sering bertanya tentang perawatan dan pengobatan. 
1 Kaji tingkat ansietas.


2 Beri penjelasan tentang
  prosedur tindakan yang
  akan dilaksanakan


3.Beri dukungan moril dan
  motivasi untuk klien.
4.Memberi penyuluhan
 tentang latihan gerak Sendi.
 1. Mempengaruhi persepsi klien terhadap ancaman diri dan proses pengobatan.

2. Menghilangkan ansietas sehingga meningkatkan kerjasama dengan klien.

3.Menumbuhkan keyakinan yang kuat dalam hal proses pengobatan dan perawatan.











F. CATATAN KEPERAWATAN.
HARI / TANGGAL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI

Sabtu
28/01/06

 
  
- Mengkaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri. Skala nyeri 1 (dari skala 0-5).
- Mempertahankan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang dan dalam posisi yang nyaman.
- Mengajarkan metode distraksi/relaksasi selama nyeri akut dengan cara mengajak klien bercerita dan napas dalam.
- Mengobservasi Tanda- tanda Vital :
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Denyut nadi : 96 x/mt
 Suhu : 37 0C
 Respirasi : 12 x/mt
- Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, mendekatkan alat yang dibutuhkan pasien ke tubuhnya.
- Mengatur lingkungan sekitar pasien, menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
- Menganjurkan keluarga klien untuk
  mengawasi / menemani pasien saat
  melakukan aktivitas
 Minggu 29 Januari 2006.
S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang.Skala nyeri 0
  (dari skala 0-5).
O : Klien terlihat meringis bila  
  tangan dan kakinya digerakkan  
  - Tanda- tanda Vital :
 Tekanan darah:120/70 mmHg
 Denyut nadi : 80 x/mt
 Suhu : 36 0C
  Respirasi : 20 x/mt
A : Masalah teratasi 
P: Intervinsi dihentikan.


Sabtu
28/01/06
 

  


1 Mengkaji tingkat ansietas.

2 Memberi penjelasan tentang proses
  Tindakan yang akan dilaksanakan.

3.Memberi dukungan moril dan motivasi
  untuk klien.
4.Memberi penyuluhantentang latihan
  gerak Sendi
 Minggu 29 Januari 2006.

S : Klien mengatakan Sudah mengerti tiundakan yang akan dilaksanakan dan latihan sendi yang di ajarkan
O :- Klien nampak tenang dan selalu
  ditemani keluarganya
  TD : 120/80 mmHg.
  Nadi : 80 x/menit.
  Resp : 20 x/menit.
  Temp : 362 0C.
A : Masalah teratasi 
P : Pertahankan intervensi 










G. LAMPIARAN

LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) 

Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan 
Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi tubuh dengan siku menekuk dengan lengan.
Pegang tangan pasien menjauhi sisi tubuh tangan dengan satu tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien.
Tekuk tangan pasien ke depan sejauh yang memungkinkan.














Fleksi dan Ekstensi Siku
Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi tubuhnya dengan telapak tangan mengarah ke tubuh pasien.
Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat ke bahu.
Kembalikan ke posisi sebelumnya.



Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah 
Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuhnya dengan siku menekuk.
Letakkan satu tangan pada pergelangan tangan dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekati ke bahu.
Kembalikan ke posisi sebelumnya.




Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah 
Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuhnya dengan siku menekuk.
Letakkan satu tangan pada pergelangan tangan dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan tangan pasien menjauhi pasien.
Kembalikan ke posisi awal.
Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menghadap ke arah pasien.
Kembalikan ke posisi semula.



Fleksi Bahu 
Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya.
Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lain.
Angkat lengan pasien pada posisi awal.








Abduksi dan Adduksi Bahu
Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya.
Gerakkan lengan pasien menjauhi dari tubuhnya ke arah perawat.
Kembalikan ke posisi semula/awal.




Memutar/Rotasi Bahu
Atur posisi lengan pasien menjauh dari tubuh dengan siku menekuk.
Letakkan satu tangan di lengan atas pasien dekat soiku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah.
Kembalikan lengan ke posisi awal.
Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas.
Kembali ke posisi awal.




Fleksi dan Ekstensi Jari-Jari
Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang kaki erat-erat.
Bengkokkan jari-jari kakmi kemudian dorong ke belakang.
Luruskan jari-jari kaki kemudian dorong ke belakang.
Kembalikan ke posisi awal.











 
Infersi dan Efersi Kaki
Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya.
Putar kai ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki yang lain.
Kembalikan ke posisi semula.
Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi telapoak kaki yang lain.
Kembali ke posisi semula.





Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki
Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain diatas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.
Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
Kembali ke posisi awal.
Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.









Fleksi dan Ekstensi Lutut
Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.
Angkat kaki, tekuk pd lutut dan pangkal paha.
Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
Kembali ke posisi semula.



 
Rotasi Pangkal Paha
Letakkan satu tangan pada kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut.
Putar kaki menjauh dari anda.
Putar kaki mendekati dari anda.
Kembali ke posisi semula.










Abduksi dam Adduksi Pangkal Paha
Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.
Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
Gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
Kembali ke posisi awal.



1. Evaluasi Hasil Penyuluhan : 
a. Klien/keluarga mengetahui manfaat/tujuan dari ROM.
b. Klien/keluarga mampu mendemonstrasikan ROM dengan baik dan benar minimal 10.
2. Rujukan : 
a. Prihardjo, Robert. 1993. Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Editor Yasmin Asih . EGC: Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 
b. Pusdiknakes. Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskulosekeletal. Jakarta.

1 komentar: