Kamis, 10 September 2009

Dyspepsia

TINJAUAN TIORITIS
DIYPEPSIA


A.PENGERTIAN

Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai dengan nyeri ulu hati ( epegastrium ), mual,muntah,kembung-kembung, rasa penuh atau rasa cepat kenyang dan sendawa
Dyspepsia setring ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, keluhan ini sangat berpariasi, baik dalam jenis gejala yang ada maupun intensitas gejala tersebut dari waktu kewaktu
 ( KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN )

B.KLASIFIKASI DYSPEPSIA
Dyspepsia dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dyspepsia Organik

Terjadi apabila telah diketahuio adanya kelainan organik sebagai penyebab atau adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik, gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya )

2, Dyspepsia Non Organik ( Dyspepsia fungsional/non ulkos )

Terjadi apabila tidak ada kejelasan penyebabnya atau tanpa didapat kelainan struktur/organik


C.EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini sering diderita oleh masyarakat karena penyakit ini berhubungan dengan :

 Keadaan sosial ekonomi masyarakat
 Pola makan
 Keadaan makanan



D.MANIFETASI KLINIS

Klasifikasi klinis praktis didasarkan atas keluhan/ gejala yang dominan, dibagi dalam tiga ( 3 ) katagore :

1.Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkos ( Ulkus-Like Dyspepsia ) 
  dengan gejala :

 Nyei ulu hati ( epegastrium ) terlokalisasi
 Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
 Nyeri saat lapar
 Nyeri epesodic

2.Sdyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas ( DYSMOLITY- LIKE 
  DYSPEPSIA ) dengan gejala

 Mual Kenyang
 Perut cepat tersa penuh saat makan
 M u a l
 M u n t a h 
 Upper abdominal




3.Dus-pepsia non specifik ( tidak ada gejala seperti dua jenis 
  diatas ) pembagiab akut dan krunisk berdasarkan atas jangka
  watu 3 bulan .


E.PATOFISIOLOGI

Dengan keretrtia ada tidaknya kelainan organik pada SCB, maka teori fatogenisisnya sangat berpariasi, Berbagai usaha telah dilakukan untuk menerangkan korelasi yang ada antara keluhan dengan sedikitnya temuan kelainan yang ada secara konvensional

F.PENATA LAKSANAAN

Berdasarkan konvensus Nasional penanganan Helicobakter Pylori 1996. ditetapkan penatalaksanaan skema Dyspepsia yang dibeda bagi senta kesehatan dengan tenaga ahli ( gantrointerolog/ Internis ) yang disertai dengan fasilitas endoskope dengan penatalaksanaannya Dyspepsia di maasyarakat


G.DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis dispepsia diperlukan anamnesis yang baik , pemeriksaan fisik yang akurat disertai pemeriksan penunjang untuk mengeksklusikan penyakit organik/struktural. Adanya keluhan tambahan yang mengancam ( Alarm simptom ) seperti adanya penurunan berat badan, anemia, kesulitan menelan, perdarahan, dugaan obstruksi SCBA, dll, Mengharuskan kita melakukan ekplorasi diagnosis secepatnya , Untuk itu pemeriksan esopsgos troduodenoscopi memegang peranan penting, disamping peperiksaan radiologis, laboraturium, endoscope.( Esopagos,gastrodudenoscopi,sidikan bdomen, monometri esopagos- gastroduodonum ) waktu pengusungan lambung, Dyspepsia yang ditemukan setelah pemeriksaan penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang baik.





H.DAFTAR PUSTAKA.

~ PAM Keperawatan Depkes RI Banjarbaru, Askep pada pasien Gangguan Sistem Pencernaan (Gastritis) 1997.

~ Pusdiknakes, Askep pasien dengan Gangguan Sistem pencernaan Jilid 2 Edisi I, Jakarta 1990.

~ Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 1 FKUI Jakarta 1997

~ Sujono Hadi, Gastro Entrologi, Bandung 1995.  
















ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.D
DENGAN DIAGNOSA DYSPEPSIA



1. PENGKAJIAN

I. BIODATA.

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.D  
Umur : 46 th.
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : P N S
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Paringin ( Balangan )
Tgl masuk RS / Pusk : 10 Maret 2005
Tgl pengkajian : 12-02-05
Nomor register : 850.05
Dignosa medis : Dyspepsia


B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.

Nama : Ny.Rasunah ( Istri )
Umur : 46 Tahun. 
Jenis kelamin : Perempuan 
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam.
Alamat : Paringin ( Balangan )


II. RIWAYAT PENYAKIT.

A. Keluhan utama.

Nyeri pada daerah epigastrium/ Ulu hati disertai mual dan muntah, anorexia.nyeri pada kuadran sebelah kanan dan kepala pusing.


B. Riwayat penyakit sekarang.

Keluhan nyeri pada kuadran sebelah kanan atas dan bawah , mual dan muntah dan anorixia dirasakan pasien sejak seminggu yang lalu , sudah di obati di Puskesmas tapi tidak ada perbaikan, kerumah sakit H.Daman Huri Barabai, selama dirumah sakit klein mual dan muntah kurang lebin 4 kali dan klein didiagnosa Dyspepsia.

C. Riwayat penyakit terdahulu.

  Klein tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC juha tidak pernah hypertensi, Diabetis Melitus, sedang riwayat penyakit keluarga klein menyatakan tidah ada yang menderita penyakit seperti klein dan tidak ada penyakit TBC Juga hepertensi.  
   





III. PEMERIKSAAN FISIK.

A. Keadaan umum.

Kesadaran : Komposmentis 
Vital sign •TD : 110 / 90 mmhg 
  •Temp : 37, ° C.
  •Nadi : 80 x / mt 
  • Resp : 24 x / mt  
B. Kulit.

• Lesi (-). WKK (-), Tanda peradangan (-).
• Turgor kulit baik, cepat kembali < 1 detik.
• Kelembaban kulit tampak kering.
• Gejala Cyanosis (-).

C. Kepala.

• Warna rambut hitam pekat, distribusi merata.
• Kotoran kulit kepala / ketombe (-).
• Bentuk simetris, tidak terdapat adanya benjolan.

D. Penglihatan.

• Gerakan bola simetris, konjungtiva & membran mukosa 
  pucat.
• Refleks terhadap cahaya (+).
• Tidak ada gangguan penglihatan ( Visus ).

E. Penciuman & Hidung.

• Bentuk hidung simetris.
• Pernafasan cuping hidung (+).
• Penciuman berfungsi baik, dapat membedakan aroma / bau.

  F. Pendengaran & Telinga.

• Bentuk telinga simetris dextra dan sinistra.
• Tidak terdapat adanya sekret.
• Pendengaran berfungsi baik, dapat bereaksi bila
  dipanggil.

F. Mulut.

• Mukosa bibir kering, lidah merah muda/
• Gusi berwarna merah muda.
• Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang, 
  karang gigi / plak (-).

G. Leher.

• Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
• Tekanan vena jugularis (-).
• Tidak ada pembatasan gerak leher.










I. Dada / Pernafasan / Sirkulasi.

• Bentuk simetris, Retraksi dinding dada (+).
• Fremitus vokal dextra & sinistra simetris.
• Bj 1 dan Bj 2 tunggal, tidak trdengar adanya bunyi 
  nafas tambahan.

J. Abdomen.

• Bentuk simetris, kembung (-).
• Nyeri tekan daerah hipogastrik kiri, tidak teraba 
  pembesaran hati.
• Bunyi timpany (+). Kembung (-).
• Peningkatan bising usus (+).

K. Sistem reproduksi.

• Jenis kelamin perempuan, Merarche usia 13 th.
• Pola menstruasi 1 bulan sekali dengan lama 5 – 7 hari.
• Disminorhoe selama menstruasi (-).

L. Ekstremitas atas & bawah.

• Akral hangat, bentuk tangan simetris dextra dan 
  sinistra, jumlah jari lengkap. Tidak ada pembatasan 
  gerak ekstremitas atas.
• Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda 
  oedema. Jumlah jari lengkap. Tidak ada pembatasan gerak 
  ekstremitas bawah. 


IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.

A. Aktivitas & Istirahat.

• Aktivitas sehari-hari sebagai Pensiunan bagu pagi-pagi
• Istirahat siang 2 Jam
• Istirahat malam sekitar 6 jam.

B. Personal hygiene.

• Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari.
• Sumber air bersih dari PDAM
• Ganti baju 2 x sehari.

C. Nutrisi.

• Pola makan 3 x sehari, menu bervariasi, terdiri dari 
  lauk dan pauk.
• Kadang-kadang sore hari px suka jajan bakso.
• Minum air putih antara 6 – 7 gelas perhari.












D. Eliminasi.

• Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
• Pola BAK 5 – 6 x sehari.
• Tidak pernah ada keluhan / gangguan dalam pola 
  eliminasi.

E. Sexualitas.

• BAIK.

F. Psikososial.

• Saat mulai terjadi keluhan pasien selalu ditemani anak 
  dan keluarga lainya yang sangat berpartisipasi 
  terhadap keadaan pasien.
• Pasien tampak cemas terhadap penyakitnya.

G. Spiritual.

• Pasien beragama Islam.
• Pasien percaya bahwa penyakitnya dapat disembuhkan 
  setelah berobat ke PKM atas izin dari Tuhan YME. 


V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.


A. Laboratorium.
 
 Typoid ( - )
 Hemoglobin 15,2 Gram %
 Lekosid 5980/mm3
 L e d 20/40
 Ureum 24,6
 Kreatin 1,38
 Hitung jenis Eos 0 %.Bas 0%Siab0% Seg 43%,Lymp 57% Mono 0%

B.Rontgen

Hasil :……………………..


C.EKG.

Hasil :…………………….


B. Pemeriksaan lain ( EEG, USG, CT Scan, dll ).


Hasil :…………………….













  E. Pengobatan :

 Rl : D5 0,5 Ns : 28 /Tss
 Ulsikur 1 Ampul : Tiap 8 Jam
 Raclonid 1 Ampul : Tipa 8 Jam
 Plantacid syruf : 3 x 2 Sdd/Hr.


VI. DATA FOKOS :


  Inspeksi : Klein tampak lemah
  Palpasi : Nyeri tekan pada kuadran kanan 
  Bawahdan atas dengan skla nyeri 2 
  ( Nyeri sedang )
  Perkusi : -
  Auskultasi : -


VII. ANALISA DATA 


DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF
 ETIOLOGI MASALAH
Data Subyektif :
 Klein mengatakan nyeri pada ulu hati ( Skala 2 ) dengan frekwensi nyeri kadang-kadang dengan karaktreristik nyeri seperti di iris.

Data Obyektif :
 Peristaltik usus meningkat.
 Keadaan umum pasien tampak lemah

Data Subyektif :
 Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan karena rasa mual.

Data Obyektif :
 Kelembaban kulit tampak kering, mukosa bibir tampak kering. K/ U lemah.
 Konjungtiva & membran mukosa pucat

Data Subyektif :
 Pasien mengatakan kekhawatirannya terhadap penyakitnya.

Data Obyektif :
 Raut muka pasien terlihat cemas dan gelisah. Adanya perlukaan/iritasi pada mokosa lambung





Intake yang tidak adekuat.


















Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
 Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri ulu hati




Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

















Cemas.




 
INTERVENSI KEPERAWATAN


NO HARI & TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
 PERENCANAAN IMPLEMENTASI

  TUJUAN TINDAKAN RASIONALISASI 
1
































2



























3 Sabtu 12-03-2005.






























Sabtu 12-03-2005.

























Sabtu 12-03-2005.

 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster karena peningkatan asam lambung, ditandai dengan :
 Pasien mengatakan rasa mual & muntah 1 x.
 Peningkatan peristaltik usus.
 K/U pasien tampak lemah. 













Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
 Pasien menyatakan tidak ada nafsu makan karena rasa mual,
 Mukosa bibir dan kelembaban kulit kering.







Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya, ditandai dengan :
 Raut muka tegang
 Pasien gelisah dan sering menanyakan tentang pennyakitnya.
 Jangka pendek
Pasien menyatakan rasa nyeri berkurang / hilang.

Jangka panjang
Tidak terjadi iritasi berulang


















Jangka pendek
Rasa mual dapat teratasi

Jangka panjang
Pasien mampu menunjukan BB stabil & bebas tanda malnutrisi











Jangka pendek
Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya.

Jangka panjang
Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
 1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama

2. Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan

3. Berikan makanan sedikit tetapi sering sesuai indikasi untuk pasien.



4. Berikan informasi kepada pasien tentang therapy yang diberikan. Indikasi dari antasida.


1. Anjurkan istirahat sebelum makan..

2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.

3. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan terhadap masalah tentang makan.




1. observasi respon fisiologis, misalnya takipnoe, palpitasi, pusing.

2. Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, mudah marah, tersinggung



3. Ciptakan hubungan saling percaya




4. Bimbing tehnik relaksasi latihan nafas dalam.

 1. Mengurangi imflamasi pada mukosa usus.


2. Makanan khusus yang menyebabkan distres bermacam-macam antar individu.


3. Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit dapat mencegah distensi dan haluaran gastrin

4. Therapi jenis antasida dapat menurunkan keasaman gaster dengan absobsi atau dengan menetralisir.




1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.

2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori & simpanan energi.

3. Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.




1. Dapat menjadi indikasi derajat ancietas yang dialami pasien.



2. Indikator derajat ancietas.






3. Membuat hubungan terapiutik, membantu klien menerima perasaan dan menurunkan ancietas yang tidak perlu tentang ketidaktahuan.

4. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ancietas.
 1. Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan persiapan puasa pada 6 jam pertama.
2. Mengidentifikasi dan membatasi makanan yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan.

3. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering sesuai indikasi.




4. HE kepada pasien mengenai therafi yang diberikan dan indikasi dari pemberian obat - obatan .




1. Menyaran untuk istirahat sebelum makan.


2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.


3. Memberi penjelasan tentang pentingnya makanan sehingga tidak terjadi keragu – raguan terhadap makanan yang dapat menyebabkan eksaserbarsi gejala.




1. Memantau respon fisiologis untuk mengindari terjadi masalah.

2. Membuat catatan perilaku seperti gelisah, mudah marah danmmudah tersinggung.




3. Menciptakan hubungan saling percaya dengan sering melakukan komunikasi yang terafiutik.


4. Membantu pasien melakukan latihan nafas dalam.

 
 CATATAN PERKEMBANGAN.


NO HARI / TANGGAL NO DXN PERKEMBANGAN PARAF

1.














2.
















3. 
Minggu 13-02-2005












Minggu 13-02-2005














Minggu 13-02-2005
 
No 1















No 2















No 3
 
S : Pasien mengatakan
  rasa nyeri pada ulu hati
  tidak terasa lagi.

O : Pasien mampu beraktifitas
  seperti biasa tanpa ada
  keluhan lagi.

A : Tidak terjadi iritasi
  berlanjut.

P : HE pasien untuk mencegah
  berulangnya penyakit.


S : Pasien mengatakan rasa
  mual sudah tidak terasa
  lagi.

• : BB dalam keadaan stabil
  yaitu 45 kg.

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan keadaan umum.


S : Pasien menyatakan
  pemahamannya tentang
  penyakit gastritis dan
  pencegahannya.

O : Pasien mampu mendiskusikan
  kembali tentang gastritis.

A : Masalah dapat teratasi.

 

5 komentar: