Kamis, 10 September 2009

Gastritis 1

BAB I
KONSEP PENYAKIT
GASTRITIS

I. PENGERTIAN.
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung baik akut maupun kronis.
 
II. ETIOLOGI.
1. Gastritis Akut.
Merupakan inflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya saja.

a. Gastritis eksogen akut. Disebabkan faktur dari luar yang terdiri dari beberapa bagian:
 Gastritis eksugen akut yang simple, disebabkan oleh :
~ Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah, alcohol dan sebagainya.
~ Obat-obatan seperti, digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.  
 Gastritis akute korosiva, disebabkan oleh:
~ Obat-obatan seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.
~ Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosif, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik, (non-hydroxide) korosif sublimat.  

b. Gastritis endogen akut.disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam beberapa bagian : 
 Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toxin atau bakteri yang beredar  
  dalam darah dan masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri , variola dsb.
 Gastritis egmonos akute, di sebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.  

2. Gastritis Kronis.
Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :
 Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
 Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
 Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
 Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
  
III. TANDA DAN GEJALA.

1. Gastritis Akute.
a. Gastritis Akute Eksogen Simple :
~ Nyeri epigastrik mendadak.
~ Nausea yang di susul dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.
~ Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.

b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva :
~ Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.
~ Tachicardi dan sianosis.
~ Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.
~ Nyeri hebat / kolik. 

c. Gastritis Infeksiosa Akute :
~ Anoreksia 
~ Perasaan tertekan pada epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis.

d. Gastritis Hegmonos Akute :
~ Nyeri hebat mendadak di epigastrium. ~ Neusia.
~ Rasa tegang pada epigastrium. ~ Vomitus.
~ Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu.
~ Lidah kering sedikit ekterik. ~ Tachicardi
~ Sianosis pada ektremitas. ~ Diare.
~ Abdomen lembek. ~ leukositosis 

2. Gastritis Kronis.
Terdiri dari :
a. Gastritis Superfisialis.
~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium. 
~ Penurunan BB.
~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium.  
~ Nousea.
~ Rasa perih sebelun dan sesudah makan. 
~ Terasa pusing.
~ Vumitus.
b. Gastritis Atropikan.
~ Rasa tertekan pada epigastrium. ~ Anorexia.
~ Rasa penuh pada perut. ~ Nousea.
~ Keluar angin pada mulut. ~ Vumitus.
~ Mudah tersinggung. ~ Gelisah.
~ Mulut dan tenggorokan terasa kering. 
c. Gastritis Hypertropik Kronik
~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
~ Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
~ Kadang disertai melena.

IV. PATOFISIOLOGI.
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi langsung pada sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitasnya terputus dapat mennimbulkan hematemesis maupun melena.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. Darah lengkap. 6. Faeces
2. Gastroscopy 7. Biosi dan sitologi
3. Nasogastrik aspiration. 8. Endoscopy
4. Angiografie visualization 9. Double-contrast
5. Semin-gastrin 


VI. PENATALAKSANAAN.

1. Gastritis Akute.
a. Gastritis Eksogen Akute Simple.
~ Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
~ Kolaborasi medik : 
 Pemberian cairan.
 Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik.
 Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.

b. Gastritis Infektiosa Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.
~ Kolaborasi medik :
 Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.
 Pembrian anti spasmodik.

c. Gastritis Hegmonos Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.
~ Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.
~ Kolaborasi medik :
 Antibiotik untuk penanganan faktor penyebab.

2. Gastritis Kronis.
a. Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
~ Kolaborasi medik : 
 Pemberian anti spasmodic.

b. Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan vumitus.
~ Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
~ Kolaborasi medik :
 Pemberian anti spasmodik.
 Beri ekstrak hati, Vit. B12, dan zat besi.

c. Gastritis Hypertropikan.
~ Istirahat yang cukup.
~ Hindari merokok.
~ Beri makanan cair dan lembek.
~ Kolaborasi medik :
 Anti spasmodik.
 Anti perdarahan k/p.

VII. KOMPLIKASI.
1. Gastritis Akute.
a. Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
b. Ulkus pada lambung.
c. Perforasi lambung. 
2. Gastritis Kronis.
a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia pernisiosa.
b. Gangguan penyerapan zat besi.
c. Penyempitan daearah fillorus.
d. Kanker lambung.
























BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
 PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS

PENGKAJIAN.
 
1. Aktivitas / istirahat.
Gejala : • Kelemahan / kelelahan.
Tanda : • Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).

2. Sirkulasi.
Gejala : • Hipotensi.
• Takhikardi. Disritmia.
• Kelemahan nadi / perifer
• Pengisian kapiler lambat.
• Warna kulit pucat, sianosis.
• Kelembaban kulit, berkeringat.

3. Integritas Ego.
Gejala : • Faktor stress akut / psikologi.
• Perasaan tidak berdaya.
 Tanda : • Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat.
• Perhatian menyempit.
4. Eliminasi.
 Gejala : • Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
 Tanda : • Nyeri tekan abdomen.
• Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus. 
• Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.

5. Makanan / Cairan.
 Gejala : • Anorexia, mual, dan muntah, cegukan.
• Tidak toleran terhadap makanan.
 Tanda : • Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.

6. Neorosensori.
  Gejala : • Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
• Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.

7. Nyeri / Kenyamanan.
 Gejala : • Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
• Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang setelah minum obat antasida.
• Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ).
• Nyeri epigastrium kanan  4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus doudenum ).
• Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu.
• Stress psikologis.

8. Keamanan.
 Gejala : • Alergi terhadap obat.
 Tanda : • Peningkatan suhu.




DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL. 

1. Perubahan krnyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.

Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi iritasi berlanjut.

• Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama.
2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta perubahan karakteristik nyeri.

• Rasionalisasi.
1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.
3. Dapat menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya komplikasi.

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.

Tujuan jangka pendek : Pemasukan nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan BB tetap seimbang.

• Rencana Tindakan.
1. Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.
2. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
3. Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.
5. Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan, dengan situasi yang tidak terburu-buru.

• Rasionalisasi.
1. Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
3. Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk mengontrol tingkat pembakaran kalori.
4. Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.

3. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya.
Tujuan jangka panjang : Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.

• Rencana Tindakan
1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.

• Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator derajat ansietas.
3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan ketrampilan koping.
5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
6. Perilaku yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam menerima ansietas, meningkatkan rasa pasien terhadap kontrol diri dan memberikan keyakinan.















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS

4. PENGKAJIAN
I. BIODATA.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. H  
Umur : 21 th.
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : Mahasiswa. 
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.
Status perkawinan : Belum kawin
Alamat : Jl. Gatot Subroto RT. 25 Gg. Kayu Manis No.20A Banjarmasin
Tgl masuk RS : 7-6-2004
Tgl pengkajian : 7-6-2004
Nomor register : 11 57 86
Dignosa medis : Gastritis


B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.
Nama : Tn. H. I. 
Umur : 66 th. 
Jenis kelamin : Laki-laki 
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Islam.
Alamat : sda.
II. RIWAYAT PENYAKIT.
A. Keluhan utama.
Nyeri pada daerah epigastrium, disertai mual dan berak-berak cair dan lender disertai darah, karena takut dan nyeri yang bertambah, klien akhirnya dibawa keluarganya untuk dirawat di RSIB tanggal 7-6-2004 jam 03.20 wita.

B. Riwayat penyakit sekarang.
Rasa nyeri pada epigastrium dirasakan pasien sejak 4 hari yang lalu. rasa nyeri menusuk terus dirasakan pasien sampai pagi hari disertai rasa mual dan mau muntah. Menurut klien dia sering terlambat makan, neri dan BAB cair kadang-kadang sampai 4-5 kali sehari sejak 4 hari 

  C. Riwayat penyakit terdahulu.
 Sebelumnya pasien belum pernah menderita nyeri epigastrium seperti sekarang, hanya sakit perut biasa saja. Tidak pernah / tidak ada riwayat menderita penyakit kronis atau pun menular, klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
 
III. PEMERIKSAAN FISIK.
A. Keadaan umum.
Kesadaran : Komposmentis 
Vital sign • TD : 110 / 80 mmhg • Temp : 37,7° C.
 • Nadi : 92 x / mt • Resp : 28 x / mt  
B. Kulit.
• Lesi (-).Tanda peradangan (-).
• Turgor kulit baik, cepat kembali < 1 detik.
• Kelembaban kulit tampak kering.
• Gejala Cyanosis (-).
C. Kepala.
• Warna rambut hitam pekat, distribusi merata.
• Kotoran kulit kepala / ketombe (-).
• Bentuk simetris, tidak terdapat adanya benjolan.

D. Penglihatan.
• Gerakan bola simetris, konjungtiva & membran mukosa pucat.
• Refleks terhadap cahaya (+).
• Terdapat gangguan penglihatan ( Visus ), klien menggunakan alat Bantu kacamata minus 3.00 ( OD/OS )

E. Penciuman & Hidung.
• Bentuk hidung simetris.
• Pernafasan cuping hidung (+).
• Penciuman berfungsi baik, dapat membedakan aroma / bau.

  F. Pendengaran & Telinga.
• Bentuk telinga simetris dextra dan sinistra.
• Tidak terdapat adanya sekret.
• Pendengaran berfungsi baik, dapat bereaksi bila dipanggil.

  G. Mulut.
• Mukosa bibir kering, lidah merah muda/
• Gusi berwarna merah muda.
• Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang, karang gigi / plak (-).

  H. Leher.
• Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
• Tekanan vena jugularis (-).
• Tidak ada pembatasan gerak leher.

I. Dada / Pernafasan / Sirkulasi.
• Bentuk simetris, Retraksi dinding dada (+).
• Fremitus vokal dextra & sinistra simetris.
• Bj 1 dan Bj 2 tunggal, tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan.

J. Abdomen.
• Bentuk simetris, kembung (-).
• Nyeri tekan daerah hipogastrik kiri, tidak teraba pembesaran hati.
• Bunyi timpany (+). Kembung (-).
• Peningkatan bising usus (+).

K. Sistem reproduksi.
• Jenis kelamin perempuan, Menarche usia 13 th.
• Pola menstruasi 1 bulan sekali dengan lama 5 – 7 hari.
• Disminorhoe selama menstruasi (-).

L. Ekstremitas atas & bawah.
• Akral hangat, bentuk tangan simetris dextra dan sinistra, jumlah jari lengkap. Tidak ada keterbatasan gerak ekstremitas atas.
• Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda oedema. Jumlah jari lengkap. Tidak ada keterbatasan gerak ekstremitas bawah. 

IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.
A. Aktivitas & Istirahat.
• Aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa 
• Istirahat siang jarang dilakukan karena kesibukan kuliah.
• Istirahat malam sekitar 6 jam.
B. Personal hygiene.
• Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari.
• Sumber air bersih dari PDAM
• Ganti baju 2 x sehari.

C. Nutrisi.
• Pola makan 3 x sehari, menu bervariasi, terdiri dari lauk dan pauk.
• Kadang-kadang sore hari px suka jajan bakso.
• Minum air putih antara 6 – 7 gelas perhari.
• Suka minum air the & kopi terutama kalau sedang belajar malam hari.

D. Eliminasi.
• Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
• Pola BAK 5 – 6 x sehari.
• Tidak pernah ada keluhan / gangguan dalam pola eliminasi.

E. Sexualitas.
• Pasien belum menikah.

F. Psikososial.
• Saat mulai terjadi keluhan pasien selalu ditemani oleh keluarga dan teman dan sangat berpartisipasi terhadap keadaan pasien.
• Pasien tampak cemas terhadap penyakitnya.

G. Spiritual.
• Pasien beragama Islam.
• Pasien percaya bahwa penyakitnya dapat disembuhkan setelah berobat ke PKM atas izin dari Tuhan YME. 

V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A. Laboratorium.
NO HARI & TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN KATEGORI NORMAL HASIL PEMERIKSAAN
- - - - -
 



• Ron

B. EKG.
Hasil :…………………….


C. Pemeriksaan lain ( EEG, USG, CT Scan, dll ).
Hasil ;……………………..

  E. Pengobatan :

• Injeksi Gitas 3 x 1 ampul.
• Injeksi Piralen 3 x 1 ampul 
• Oral Pankreoflat 3 x 1 tablet
• IVFD RL 20 tetes/menit
 

   


 ANALISA DATA 
DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF
 ETIOLOGI MASALAH
Data Subyektif :
 Klien mengeluh nyeri pada perut kuadran kiri atas dan atas. 

Data Obyektif :
 Nyeri tekan-lepas pada kuadran kiri-kanan atas skala 2 (nyeri sedang ).
 Nadi 92 x/ menit
 TD 110/80 mmHg
 Keadaan umum pasien tampak lemah


Data Subyektif :
 Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan karena rasa mual.

Data Obyektif :
 Kelembaban kulit tampak kering, mukosa bibir tampak kering. K/ U lemah.
 Konjungtiva & membran mukosa pucat



Data Subyektif :
 Pasien mengatakan kekhawatirannya terhadap penyakitnya.

Data Obyektif :
 Raut muka pasien terlihat cemas dan gelisah. Inflamasi mukosa lambung














Intake yang tidak adekuat.













Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
 Perubahan kenyamanan : Nyeri akut














Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.













Cemas.





 
INTERVENSI KEPERAWATAN


NO HARI & TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
 PERENCANAAN IMPLEMENTASI

  TUJUAN TINDAKAN RASIONALISASI 
1






























2
























3 Senin , 7-6-2004





























Senin , 7-6-2004























Senin , 7-6-2004
 Perubahan kenyamanan : nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster ditandai dengan :
 Pasien mengatakan rasa nyeri
 Peningkatan denyut nadi
 K/U pasien tampak lemah. 


















Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
 Pasien menyatakan tidak ada nafsu makan karena rasa mual,
 Mukosa bibir dan kelembaban kulit kering.












Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya, ditandai dengan :
 Raut muka tegang
 Pasien gelisah dan sering menanyakan tentang pennyakitnya.
 Jangka pendek
Pasien menyatakan rasa nyeri berkurang / hilang.

Jangka panjang
Tidak terjadi iritasi berulang





















Jangka pendek
Rasa mual dapat teratasi

Jangka panjang
Pasien mampu menunjukan BB stabil & bebas tanda malnutrisi
















Jangka pendek
Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya.

Jangka panjang
Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
 1. kaji tingkat nyeri klien




2. Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan

3. Berikan makanan sedikit tetapi sering sesuai indikasi untuk pasien.




4. Berikan informasi kepada pasien tentang therapy yang diberikan. 





1. Anjurkan istirahat sebelum makan..


2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.

3. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan terhadap masalah tentang makan.








1. observasi respon fisiologis, misalnya takipnoe, palpitasi, pusing.

2. Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, mudah marah, tersinggung

3. Ciptakan hubungan saling percaya






4. Bimbing tehnik relaksasi latihan nafas dalam.

 1. tingkat nyeri klien menentukan dalam tindakan yang akan dilakukan.


2. Makanan khusus yang menyebabkan distres bermacam-macam antar individu.

3. Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit dapat mencegah distensi dan haluaran gastrin

4. Therapi jenis antasida dapat menurunkan keasaman gaster dengan absobsi atau dengan menetralisir.




1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.

2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori & simpanan energi.

3. Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.








1. Dapat menjadi indikasi derajat ancietas yang dialami pasien.


2. Indikator derajat ancietas.




3. Membuat hubungan terapiutik, membantu klien menerima perasaan dan menurunkan ancietas yang tidak perlu tentang ketidaktahuan.

4. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ancietas.
 1. Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan persiapan puasa pada 6 jam pertama.

2. Mengidentifikasi dan membatasi makanan yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan.

3. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering sesuai indikasi.




4. Penkes kepada pasien mengenai therafi yang diberikan dan indikasi dari pemberian obat - obatan .



1. Menyaran untuk istirahat sebelum makan.


2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.


3. Memberi penjelasan tentang pentingnya makanan sehingga tidak terjadi keragu – raguan terhadap makanan yang dapat menyebabkan eksaserbarsi gejala.





1. Memantau respon fisiologis untuk mengindari terjadi masalah.


2. Membuat catatan perilaku seperti gelisah, mudah marah danmmudah tersinggung.

3. Menciptakan hubungan saling percaya dengan sering melakukan komunikasi yang terafiutik.



4. Membantu pasien melakukan latihan nafas dalam.

 
 CATATAN PERKEMBANGAN.


NO HARI / TANGGAL NO DX PERKEMBANGAN PARAF
1.














2.











3. Senin , 7-6-2004













Senin , 7-6-2004










Senin.
8-10-2001 No 1














No 2











No 3
 S : Pasien mengatakan rasa nyeri pada ulu hati masih terasa

O : Pasien mampu sedikit beraktifitas seperti biasa tanpa ada keluhan lagi.
Nyeri tekan skala 2

A : masalah belum teratasi 

P : intervensi dilanjutkan



S : Pasien mengatakan rasa mual masih terasa .

O : BB dalam keadaan stabil yaitu 45 kg.
Klien BAB cair I kali

A : Masalah belum teratasi.

P : intervensi dilanjutkan


S : Pasien menyatakan pemahamannya tentang penyakit gastritis dan pencegahannya.

O : Pasien mampu mendiskusikan kembali tentang gastritis.

A : Masalah dapat teratasi.
 

3 komentar: